Selasa, 20 Maret 2012

Hubungan Iman Kristen, IPTEK dan Seni



Dewasa ini perkembangan zaman dapat dikatakan sangat begitu pesat. Semua sektor kehidupan mengalami perkembangan, semuanya itu menuju ke pembaharuan yang belum ada sebelumnya maupun perkembangan dari sebelumnya. Karena manusia merupakan satu-satunya ciptaan Allah yang termulia, maka manusia memiliki akal budi, yang diberi amanat untuk berkuasa serta mengembangkan bumi dan isinya.
Pelaksanaan amanat itu diawali dengan kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan sendiri oleh manusia, dari sana manusia memperoleh pengetahuan serta dapat menghasilkan seni. Hal itu mulanya ditujukan untuk bertahan hidup, seperti bercocok tanam, berternak, dan belum menunjukan adanya usaha untuk mengembangkan semuanya itu secara maksimal.
Ilmu pengetahuan, merupakan langkah manusia untuk berkembang menuju kemjuan, dengan cara mengidentifikasikan benda-benda/ proses dalam alam secara objektif.
Kebudayaan dan seni merupakan prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam alam ini. Kemampuan untuk berprestasi/berkarya ini merupakan sikap hakiki yang hanya ada pada manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Alfred North Whitehead(1861-1974) menyatakan agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia. Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya Kristen. Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan. Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang tidak sama cara pemikirannya daari zaman ke zaman.
Jalan tengah antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan adalah, Iman tidak harus bersaing dengan penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dbantu dengan pemikiran: bagaimana mungkin sustu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang telah menjadikan segala sesuatunya ada sebelum manusia ada.
Pandangan Alkitab terhadap ilmu pengetahuan
• Sumber iptek adalah Allah
Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allahsebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannyamenjadi lebih baik lagi.
• Iptek bagi kemuliaan Allah
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi merekadengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segalarancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampumenyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31).Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
Banyak bidang penelitian dan pemikiran manusia berkenaan dengan pertanyaan mengenai awal dan asal-usul dari segala yang ada. Baik ilmu pengetahuan dan seni budaya, maupun filsafat serta agama, semuanya berusaha menjawab pertanyaan ini. Sangatlah penting kita menjawab pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh, betapapun perbedaannya, tanpa memutlakan salah satu dengan mengeyampingkan yang lain.
Ilmu pengetahuan mengumpulkan hasil-hasil observasi, lalu mengolongkan dan membandingkannya, juga melakukan eksperimen dan menarik kesimpulan dari semuanya itu. Namun, Alkitab memberikan kesaksian tentang Allah, dunia, dan manusia dalam hubungan timbal baliknya. Yang menjadi pokok ialah hakekat dari semuanya itu di dalam terang Ilahi. Dalam keterangan tentang awal dan asal-usul dunia ini, kita menjumpai suatu kesaksian mengenai kodrat dan tujuan semula dari manusia dan dunia sebagaimana Allah menciptakannya. Kebenaran yang terkandung dalam kesaksian ini tidak dapt dibuktikan menurut metode ilmu pengetahuan, tetapi juga tidak dapat dibantah secara ilmiah. Kebenaran itu berlainan sifatnya, namun kepastiannya bagi orang beriman tidak berkurang, bahkan lebih besar daripada kepastian dalam pernyataan-pernyataan ilmiah yang tetap mempunyai segi-segi sementara.

KARAKTERISTIK RAJAWALI


…"Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."(Yesaya 40:31)

Pada dasarnya puasa membuat kita berada pada posisi yang tepat untuk diberkati Tuhan. Dengan puasa kita akan diubahkan. Tetapi bukan berarti dengan puasa kita bisa "memaksa" Tuhan untuk melakukan apayang kita inginkan atau mengubah apa yang menjadi keputusanTuhan;  namun denganberdoa dan puasa kita akan mencari kehendak Tuhan didasari hati yang tulus.Sebab orang yang mencari kehendak atau menanti-nantikanTuhan akan mendapat kekuatan baru, sehingga ia sanggup menghadapi tantangan hidup,
dan akhirnya dapat mencapai keberhasilan yang gemilang. Pada dasarnya rancangan Tuhan atas hidup kita bukan untuk tenggelam
atau terpuruk dalam persoalan yang semakin dalam; tetapi rancanganNya membawa kita semakin maju dan meningkat seperti rajawali yang terbang dengan kekuatan sayapnya. Allah membuat gambaran tentang burung rajawali, karena Tuhan tahu karakteristik burung rajawali, karenaTuhanlah yang menciptakannya. Dan saat ini kita akan mempelajari beberapakarakteristik tentang burung rajawali, di antaranya:
1. Selalu terbang tinggi (menggambarkan: Intim dengan Tuhan)
Demikian hidup Kekristenan kita harus memiliki mentalitasyang menyukai tempat yang tinggi, yang berarti kita harus senantiasa memikirkan perkara-perkara yang di atas dan bukan di bumi (Kolose 3:1).  Dan apabila kita senantiasa memikirkan perkara-perkara di atas maka tentunya kita menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan. Memang, dalam menjalin hubungan intim dengan Tuhan membutuhkan waktu. Akibatnya, kita akan hidup  penuh kemenangan karena bersama Tuhan kita sanggup mengatasi badai kehidupan yang senantiasa menerpa kita. Sedangkan orang yang jauh dariTuhan atau tidak menjalin hubungan yang intim, maka kehidupannya akan semakin buruk karena sudah keluar dari rancangan Tuhan.
2. Bergerak Dengan Kecepatan Tinggi (Semangat)
Dalam kekristenan perlu ada semangat guna mencapai target yang telah ditetapkan Tuhan. Bagaikan seorang olahragawan yang sedang bertanding, semangat merupakan modal bagi mereka untuk memperoleh kemenangan. Demikianlah dengan hidup kita; apabila sudah tidak ada semangat dalam melayani Tuhan, maka kita akan mengalami kekalahan dan kelemahan dalam hidup kita. Roma 12:11 berkata: "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."Jadi orang yang memiliki semangat dalam melayani Tuhan tidakakan mudah lelah dan putus asa menghadapi berbagai tantangan atau badai kehidupan.
Supaya kita tetap bersemangat dalam melayani, maka kita harus dekat dengan Tuhan; bagaikan Rajawali yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
3. Mempunyai Pandangan Yang Jauh/Tajam (Mempunyai Visi)
Di dalam ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa rajawali memiliki kemampuan untuk memandang dalam jarak yang cukup jauh yaitu +/- 6 KM.Kemudian bagaimana dengan kehidupan kekristenan kita, apakah kita memiliki visi dari Tuhan? Visi merupakan gambaran masa depan yang membuat kita bergairah dalam mengiring Tuhan. Oleh sebab itu jangan terpaku pada masa lalu kita, karena kita memiliki hari esok atau masa depan yang penuh harapan bersama Tuhan. Orang yang tidak memiliki visi yaitu orang tersebutakan menjadi liar dalam?kekristenan?nya?(?Amsal??29:18).
4. Kesetiaan Rajawali
Rajawali setia dengan pasangannya, hal ini menjadi karakteristik juga bagi orang percaya. Setia dengan pelayanannya dan tanggung jawabnya. Oleh sebab itu kesetiaan harus dimiliki oleh setiap orang yang percaya kepada Yesus, karena kesetiaanlah yang akan menentukan akhir dari segala sesuatu yang kita rindukan. Apabila saat ini kita ambil putusan percaya Yesus maka selamanya kita tetap percaya Yesus. Karena Dia sudah memberi teladan kepada kita. Dia tetap setia dalam melakukan kehendak Bapa sampai pada kematianNya; yang kemudian dibangkitkan dan dipermuliakan. Oleh karena itu apabila kita saat ini mengalami masalah,biarlah tetap setia sebab janji Tuhan itu seperti fajar yang tidak pernah terlambat untuk terbit setiap harinya.
2 Timotius 2:11 - 13 : Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita;  jika kita tidaksetia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangka ldiri-Nya."

Kisah Hidup Burung Rajawali
Apakah ciri-ciri burung rajawali?
Ciri yang utama dan terutama yaitu tidak takut badai! Burung rajawali malah menantikan datangnya badai. Dia akan mengembangkan sayapnya, memperhatikan dengan pandangan visinya, kapan badai datang. Sebab dia akan menghadapinya dan menggunakan badai itu untuk melambung tinggi. Burung rajawali tidak mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi dia mengembangkan sayapnya.Burung rajawali tidak seperti ayam atau anak ayam. rajawali penciumannya tajam, mereka tahu saat akan datang badai. Mereka ribu tberkotek-kotek, menciap-ciap, bingung lari kesana kemari, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya mencari tempat persembunyian untuk berlindung terhadap badai. Apabila badai datang mereka bisa menjadi korban, sebab mereka lemah, tak berdaya, dia menjadi victim badai. Lain dengan  burung rajawali, dia tidak menjadi victim, tetapi menjadi victor, pemenang, terbang mengatasi badai.
Karakteristik Rajawali
Ia menyediakan waktu untuk memperbaharui diri. Saat sadar bahwa kekuatan sayapnya mulai berkurang, dia sabar. Dia berdiam diri ; dia tidak terbang. Dia mencari tempat yang tinggi di atas bukit batu.
Burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya. Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah pilihan bagi seorang rajawali, apakah dia hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.
Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan sulit untuk makan.Cakar-cakarnya pun sudah tidak tajam. Bulu pada sayapnya juga sudah sanga ttebal sehingga iasangat sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencapai pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut.Lalu, dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas.
Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul. Dengan paruhnya yang baru, ia akan mecabut kukunya satu-persatu dan menunggu hingga kuku-kuku baru yang lebih tajam tumbuh. Ketika kuku-kuku tersebut tumbuh, ia akan mencabut bulu sayapnya sehingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Ketika semua itu telah dilewati, rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor burung rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

KONSUMERISME KEBUTUHAN ATAU GAYA HIDUP?


Sebelum menelusuri lebih jauh tentang konsumerisme, ada baiknya kita mengetahui pengertian dari konsumerisme itu sendiri. Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan, selain itu istilah konsumerisme menekankan pada gaya hidup yang menganggap barang (materi) sebagai ukuran kebahagiaan, prestise, dan sebagainya. Konsumsi dalam bingkai konsumerisme lebih sering dilakukan manusia sebagai salah satu cara memenuhi standar hidup.. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa konsumerisme merupakan kegiatan yang bila tidak dibatasi maka akan menimbulkan suatu gejala kelangkaan untuk barang-barang tertentu. Hal ini tentu sangat meresahkan di masa depan, orang menghabiskan sebagian besar, atau semua, dari pendapatan mereka pada barang-barang konsumsi, bukan menyimpan, investasi, dan atau mengusahakan uang mereka.
           
Pada kondisi ini, orang mengkonsumsi barang bukan lantaran perlu secara fungsional, melainkan karena tuntutan gengsi, status, maupun sekadar gaya hidup. Ambil contoh, seorang yang membeli mobil mewah bukan lantaran memenuhi kebutuhan fungsional akan alat transportasi, melainkan karena alasan status. Padahal di garasi rumahnya sudah terparkir dua unit mobil yang tak kalah mewahnya. Saya tidak keberatan orang-orang membeli hal-hal, terutama kebutuhan seperti rumah dan transportasi. Masalah terletak pada orang-orang yang membeli hal-hal yang mereka tidak mampu. Banyak kemudian menangis saat masa sulit datang dan mereka tidak bisa lagi melakukan pembayaran  Sayangnya, kita, sebagai masyarakat, memberikan kehormatan, prestise dan penghargaan kepada mereka yang mengendarai mobil bagus dan tinggal di rumah yang mewah.

Konsumerisme masyarakat ditambah lagi dengan berbagai penawaran dari pasar yang menggiurkan yang semakin membuat orang berebut membeli produk yang ditawarkan meskipun sadar kondisi ekonomi tidak proporsional. Selain itu, mentalitas konsumtif telah menumpulkan daya kritis kita. Kita tidak bisa lagi membedakan mana yang merupakan kebutuhan pokok dan nyata dengan mana yang menjadi kebutuhan semu saja dan tidak pokok. Dengan demikian, kita tidak bisa menentukan skala prioritas kebutuhan. Semuanya dikonsumsi tanpa memperhatikan sumber dayanya. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya.

Tetapi bukan berarti tidak ada jalan keluar untuk masalah ini. Kita dapat mulai membuat skala prioritas agar kita dapat membelanjakan pendapatan kita dengan bijaksana dan mulai menabung untuk masa depan, serta untuk generasi yang akan datang adalah bagian dari menjadi seorang dewasa yang bertanggung jawab. Dan meskipun dunia menawarkan kemegahannya, kita sebagai orang yang percaya tidak boleh tenggelam di dalamnya. Karena TUHAN sendiri telah berfirman bahwa kita bukan berasal dari dunia ini dan bahwa janganlah kita mencemarkan diri kita dengan hal-hal duniawi, sebab kita adalah bait kudus-Nya.

Synopsis Novel THE RETURN OF THE NATIVE


 It was a Saturday afternoon in early November – 5th November 1842. Egdon Heath was wild, lonely, and beautiful. People had always lived on Egdon Heath, but it had never changed. The small, round hills of the Heath climbed higher and higher to the highest hill of all. This was Rainbarrowm the highest point of Egdon Heath. A narrow road crossed the Heath at its lowest point.
There was a red man, who called reddleman. The reddleman and his van now near the Quiet Woman inn. Looking up, the reddleman so called Diggory Venn saw an elderly woma and then he stopped his horse. He held up his lantern to see the woman’s face. And she was Mrs. Yeobright of Blooms-End. The reddleman who was help the woman’s niece took them back home. Mrs. Yeobright’s niece, Thomasin Yeobright, decided to marry Damon Wildeve in Budmouth before Wildeve cancelled it and then Thomasin fainted near the Rainbarrow.
Eustacia Vye, the tall young woman whose Wildeve ex-girlfriend, was standing on Rainbarrow. She usually made a bright fire to give a signal to Wildeve. Damon Wildeve lived on Egdon Heath. He was the landlord of the Quiet Woman, a bar. After Wildeve saw the bright fire on the top of the hill Rainbarrow, he quickly moved to there to meet Eustacia.
Diggory Venn was felt unhappy when he had heard conversation between Eustacia and Wildeve. But when he talked to Eustacia about her strange relationship, she she refused to stop met Wildeve. Eustacia was still love Wildeve although Wildeve were going married.
About a week before Christmas, Eustacia took her usual afternoon walk on the Heath. It was the day that Clym Yeobright was returning to Egdon. When she turned to home, she saw three peoplecoming towards her in the evening darkness. They are Mrs. Yeobright, Thomasin Yeobright, and Clym Yeobright, Mrs. Yeobright’s son.
Every Christmas for hundred of years, the villagers of Egdon Heath had acted the old mummers play of Saint George and the Turkish knight. Only the men took part in the play. The play was acted in different houses on different nights. Eustacia wanted to play as the mummers to meet Clym Yeobright, because Mrs. Yeobright wanted them to play in her house.
One fine spring evening, Clym met Eustacia by the pool on Mistover Knap. They stood there together and kissed for the first time. Clym returned to his mother’s house full of joy. When he was in home, he told his mother if he wanted to marry Eustacia Vye. After heard her son wished Mrs. Yeobright was so angry, because she tthought Eustacia was not a good girl.
Mrs. Yeobright had been made unhappy by the marriage of her son and of her niece. But she was a honest woman and had no thought of keeping the money, which had left by her husband, to them. She therefore decided to send the money to her son and her niece by a man, Christian Cantle, a villager who sometimes helped her with her garden. But on his way to Quiet Woman inn, Wildeve and Thomasin’s house, he lost all of the money in the dice game with Mr. Wildeve. But luckily the reddleman won the money back and gave all of them to Thomasin.
Clym decided to become a furze-cutter as long as he lived in Egdon Heath. Every day Clym always wanted to meet his mother, because he missed her, but he worried there would be a conflict. So he just waited for her coming.
One day Mrs. Yeobright decided to visited her son, Clym. She walked alone on the hot day in Egdon Heath to find her son’s cottage. After walked along day, she finally found her son’s cottage. Then she knocked the door, but nobody answered it. Inside the cottage there was Clym who felt asleep with his wife, Eustacia and unwanted visitor, Damon Wildeve.
When Clym woke up he heard a bad news about her mother, her mother was die near his cottage. Then he knew that his mother tried to meet him, but his wife did not opened the door. He was so angry to his wife and the sad woman, Eustacia decided to left his life in Egdon Heath to Paris. But she realized that she had not enough money to Paris, then Wildeve offered to join in her moved and he wanted to give money to Eustacia.
But in the stormy night Eustacia and Wildeve disappear in the pool on Mistover Knap. Clym who was looking for his wife, found her in that pool. But poor man, his wife died after people out their body from water.
After his wife death Clym became a preacher. He teach and preach everybody in entire village about God and His creation. Everybody listened him thorough, because they knew the story of his life.