Dewasa ini perkembangan zaman
dapat dikatakan sangat begitu pesat. Semua sektor kehidupan mengalami
perkembangan, semuanya itu menuju ke pembaharuan yang belum ada sebelumnya
maupun perkembangan dari sebelumnya. Karena manusia merupakan satu-satunya
ciptaan Allah yang termulia, maka manusia memiliki akal budi, yang diberi
amanat untuk berkuasa serta mengembangkan bumi dan isinya.
Pelaksanaan amanat itu diawali
dengan kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan sendiri oleh manusia, dari sana
manusia memperoleh pengetahuan serta dapat menghasilkan seni. Hal itu mulanya
ditujukan untuk bertahan hidup, seperti bercocok tanam, berternak, dan belum
menunjukan adanya usaha untuk mengembangkan semuanya itu secara maksimal.
Ilmu pengetahuan, merupakan
langkah manusia untuk berkembang menuju kemjuan, dengan cara
mengidentifikasikan benda-benda/ proses dalam alam secara objektif.
Kebudayaan dan seni merupakan
prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam alam ini. Kemampuan
untuk berprestasi/berkarya ini merupakan sikap hakiki yang hanya ada pada
manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Alfred North
Whitehead(1861-1974) menyatakan agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang
besar di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia. Agama Kristen dengan
ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain, sebaliknya
dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang
ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya
Kristen. Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu
pengetahuan. Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang
yang yang tidak sama cara pemikirannya daari zaman ke zaman.
Jalan tengah antara iman Kristen
dan ilmu pengetahuan adalah, Iman tidak harus bersaing dengan penjelasan ilmu,
iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dbantu dengan pemikiran:
bagaimana mungkin sustu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang
telah menjadikan segala sesuatunya ada sebelum manusia ada.
Pandangan Alkitab terhadap ilmu pengetahuan
• Sumber iptek adalah Allah
Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan
menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan
pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allahsebenarnya
menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu
dan pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi
justru terus mengembangkannyamenjadi lebih baik lagi.
• Iptek bagi kemuliaan Allah
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk
orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk
membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi merekadengan segala
keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat
segalarancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat
mereka mampumenyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya
(ayat 31).Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan
keahlian adalah Allah. Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel
36:1).
Banyak bidang penelitian dan
pemikiran manusia berkenaan dengan pertanyaan mengenai awal dan asal-usul dari
segala yang ada. Baik ilmu pengetahuan dan seni budaya, maupun filsafat serta
agama, semuanya berusaha menjawab pertanyaan ini. Sangatlah penting kita
menjawab pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh, betapapun perbedaannya, tanpa
memutlakan salah satu dengan mengeyampingkan yang lain.
Ilmu pengetahuan mengumpulkan hasil-hasil
observasi, lalu mengolongkan dan membandingkannya, juga melakukan eksperimen
dan menarik kesimpulan dari semuanya itu. Namun, Alkitab memberikan kesaksian
tentang Allah, dunia, dan manusia dalam hubungan timbal baliknya. Yang menjadi
pokok ialah hakekat dari semuanya itu di dalam terang Ilahi. Dalam keterangan
tentang awal dan asal-usul dunia ini, kita menjumpai suatu kesaksian mengenai
kodrat dan tujuan semula dari manusia dan dunia sebagaimana Allah
menciptakannya. Kebenaran yang terkandung dalam kesaksian ini tidak dapt
dibuktikan menurut metode ilmu pengetahuan, tetapi juga tidak dapat dibantah
secara ilmiah. Kebenaran itu berlainan sifatnya, namun kepastiannya bagi orang
beriman tidak berkurang, bahkan lebih besar daripada kepastian dalam pernyataan-pernyataan
ilmiah yang tetap mempunyai segi-segi sementara.